Sabtu, 17 Desember 2011

Resensi film ' Alangkah lucunya negeri ini '





Film  alangkah lucunya negri ini adalah film yang bertemakan pendidikan. Menurut saya film ini penuh dengan nilai moral yang bisa diambil dan diterapkan di kehidupan sehari-hari, Film ini sangat menggambarkan apa yang dialami bagsa kita  tercinta ini.
Cerita Film ini berawal dari Muluk yang diperankan oleh Reza Rahardian Sedang mencari kerja, Muluk adalah seoarang sarjana  S1 manjemen . sudah hampir dua tahun dia mencari kerja yang sesuai dengan bidangnya. Maklum sih kalo Muluk belum dapat kerja, di Indonesia lulusan S1 sudah banyak banget, banyak juga yang jadi pengangguran, karena memang di Indonesia jaman sekarang mencari kerja sangatlah sulit , kalo tidak benar-benar ahli ahli maka tidak akan di di butuhkan oleh perusahaan.  Muluk sangat bekerja keras agar mendapatkan kerja, tiap hari dia tanpa henti menaruh lamaran dari perusahaan ke perusahaan untuk mendapatkan keja, namun sia-sia. Ayah muluk yang diperankan Deddy Mizwar selalu berdoa agar Muluk bisa mendapatkan kerja, peran , disini peran ayah muluk pada film ini sangatlah baik , dia sangat religious namu juga ada sedikit unsur komedi pada scane yang dimainkanya .Muluk setiap hari mencari kerja, sampai pada suatu waktu, ketika ia bejalan di suatu pasar, dia melihat anak kecil ang sedang mencopet, dia mengikuti pencopet itu sehingga dia mengetahui tempat dimana pencopet itu tinggal. Pencopet cilik itu namanya Komet, komet sebenernya baik namun gara-gara dia tidak di urusi sama keluarganya dia menjadi pencopet seperti itu. Setelah berbincang bincang dengan komet, muluk bertemu dengan ketua para pencopet itu, dia namanya Bang jarot, bang jarot adalah yang mengurusi semua pencopet itu agar mereka mempunyai tempat tinggal. Muluk berbicara kepada bang jarot, dia memiiki ide agar para pencopet itu tidak lagi mencopet dan agar mereka bisa berkerja secara halal. Dengan ilmu manejen yang di pelajari selama dia kuliah, Muluk ingin mengatur agar mereka mempunyai tujuan hidup yang jelas. Dengan persetujuan bang jarot akhirnya Muluk mulai mengatur para pencopet itu.

Pertama para pencopet harus memberikan hasil 10% dari hasil mencopetnya. Para pencopet sebenernya tidak terlalu percaya kepada muluk , karena menurut mereka muluk hanya ingin mencari kesempatan agar muluk bisa memperkaya diri. Inilah Sudut yang sangat miris di negri kita tercinta ini, Indonesia sebagai Negara berkembang sangatlah minim pada sector pendidikan, anak-anak jalanan berkeliaran dimana-mana, pencopet pun juga banyak, malah ada yang masi muda seperti di gambarkan oleh komet dan kawan-kawanya. Lanjut ke cerita, pada hari pertama Komet dan para pencopet lainya mendapatkan hasil yang memuaskan, sesuai janji hasil yang mereka dapat di berikan pada MUluk 10%.
            Uang yang diberikan , Muluk tabung di bank. Maksud muluk dari pemberian 10% terebut adalah agar uang yang mereka tabung di bisa membangun usaha kecil-kecilan seperti mengasong.  Mengasong di Indonesia adalah pekerjaan yang sangat riskan, karena sebenarnya mengasong adalah tindakan yang dilarang oleh pemerintah, karena pengasong biasanya berjualan di jalan-jalan dan itu membahayakan bagi mereka dan pengguna jalan lainya . namun, setidaknya mengasong adalah pekerjaan yang halal dibandingkan mencopet.
Muluk mulai berpikir bagaimana agar anak-anak pencopet ini agar bisa bekerja secara halal, dia mulai memikrkan rencana-rencana kedepanya. Dia berencana untuk memberikan sebuah ilmu kecil-kecilan kepada para pencopet, karena kita tau sendiri mereka tidak bersekolah. Muluk meminta temanya, yang bernama bang asrul utk mengajarkan mereka ilmu pendidikan, karena Asrul adalah lulusan sarjana pendidikan, dan lagi-lagi menganggur. Dia diajak Muluk untuk mengajar beberapa ilmu untuk para pencopet tersebut, pertamanay asrul sangat kaget dengan apa yang dilihatnya, Muluk yang mengatakan kepada orang tua dan masyarakat di desanya dia sudah bekerja dan menjabat sebagai manjer sumber daya manusia, oleh karena itu Asrul percaya dan mau diajak bekerja oleh Muluk. ternyata Asrul di suruh mengajar para pencopet. Mau tidak mau, Asrul yang sudah sampai pada markas para pencopet harus mengajar. Pertama dia canggung, namun lama-kelamaan akhirnya terbiasa juga . anak-anak yang seperti ini seharusnya mendapatkan pelajaran dan ilmu yang layak dari pemerintah, bukan per orangan gini yang harus memperhatikan para anak jalanan seperti mereka.
Hari demi hari terlewati, Muluk bekerja keras agar bagaiman anak-anak ini agar menjadi orang yang sukses kedepanya,  berhubung anak-anak ini belum bisa mengaji, Muluk berencana agar ada pelajaran mengaji, agar mereka tau apa yang mereka perbuat selamau ini adalah dosa dan haram hukumnya. Guru mengajai bagi mereka adala hetman Muluk dari desanya, dia masi gadis, pengangguran juga. Dia di suruh si Muluk untuk mengajri mengaji, dan ilmu-ilmu kesehatan agar mereka tidak sakit. Sangat riskan, Indonesia adalah Negara terbesar penduduk muslimnya, namun masi banyak anak-anak seperti ini yang tidak bisa mengaji dan pengetahuan agama. Akhirnya mereka sedikit demi sedikit mengerti bebrapa ilmu pengetahuan yang  sangat penting bagi masa depan mereka, mulai mengaji, berhitung, membaca, menulis, dan hafalan seperti pancasila, undang-undang dasar , dan sumpah pemuda.
Setelah beberapa hari berthaan seperti iyu, Ayah muluk dan sahabat ayahnya berencana untuk mengunjungi kantor Muluk ( seperti yang ia katakana sebelumnya bahwa dia sudah di trima di sebuah perusaan sebagai manajer sumber daya manusia ). Ayahnya meminta kepada teman Muluk yang mengajar sebagai guru ngaji di tempat pencopet tersebut. Dari sudut pandang ini orang tua akan merasakan ketidak nyamanan apabila anak yang sekian lama dia kenal berbuat tidak baik. Sesampainya ditempat, Ayah muluk dan kedua kerabatnya sangat kaget,begitupun juga si Muluk. padahal pada hari itu adalah peesmian perubahan pekerjaan dari yang dahulunya mencopet sekarang menjadi tukang asong. Saat mau diresmikan, ternyata ayah muluk dating, dan marah sehingga dia tidak mau melihat Muluk lagi. Ayah Muluk berbuat apa yang selayaknya semua orang perbuat jika melihat seoarang anaknya berbuat perbuatan yang tidak benar menurutnya. Muluk berpikir dan sangalah gelisah, di satu sisi ayah yang membesarkanya marah sehingga dia merasa tidak enak untuk melanjutkan pekerjaan ini lagi, meskipun maksutnya sangatlah mulia.
Pada akhir cerita, Muluk dan kedua temenya menyerahkan semua tabunga dan uang yang ada kepada bang jarot yang selama ini membantu Muluk untuk mengubah nasib para pencopet ini. Dia bermaksud berhenti dan mencoba mencari pekerjain lain sebagai apapun yang penting halal. Dia memberika bebrapa peralatan untuk mengasong kepada para pencopet, dan dia berharapa kepada mereka agar selalu berusaha dan menjadi orang yang sukses kedepanya. Namun mirisnya, pemerintah yan seharusnya memikirkan nasib mereka, malah berbuat semaunya sendiri, membuat peraturan yang semakin menjatuhkan kaum miskin. Mereka menangkap para penjual asongan dengan Satpol PP nya, mereka tidak pernah peduli dan hanya mengurusi kepentingan mereka sendiri. Muluk – Muluk lain akan Bermunculan dan mundur lagi  jika pemerintah selalu berbuat seperti ini . Tolong ingatlah rakyatmu ini, kami akan selalu mendukungmu jika kalian berbuat benar dan tidak seenaknya sendiri.

4 komentar: